Kamis, 26 Februari 2009

Keep writing and Don't ask

Menulis sama dengan proses mengenal diri.
Ketika saya mulai menulis blog ini, itulah yang saya rasakan. Sesuai dengan resolusi yang saya buat untuk diri saya , bahwa tahun 2009 adalah tahun untuk dapat lebih jujur dengan diri sendiri. Tidak ada tuntutan atau pun paksaan bahwa saya harus menulis sempurna karena saya bukan penulis, dan yang saya lakukan adalah hal sederhana dimana saya mencoba mengamati dan menyelam lebih ke dalam. Perjalanan memang sudah dimulai, ruang gerak pun lebih longgar, saya pun banyak membutuhkan "O2" agar dapat lebih lama menyelam dan tentu saja lebih ke dalam.
Saya dapat melihat jauh bahwa eksistensi diri saya dalam pendar kehidupan pribadi , dimana akhirnya saya selalu punya aura positif, jika saya bisa lebih mengenali diri saya sendiri. Setiap cerita menjadi inspirasi, saya mencoba mampir untuk mengambil sari, karena tanpa sari tentu saja saya tidak akan "berbuah".

Rabu, 25 Februari 2009

Pulau Waibalun


P. Waibalun, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Saya sedang bertugas di Surabaya, ketika menerima email dari seorang teman yang memberikan gambar ini, dia tahu bapak saya berasal dari Waibalun. Thanks Jo !
Dan saya pun langsung teringat akan sebuah kisah lucu ,umur saya waktu sudah 11 tahun tapi tidak bisa berenang, tentu saja kalah sama anak-anak sebaya yang ada di Waibalun, maka nekatlah saya belajar berenang, tidak tanggung-tanggung belajar berenangnya di Pulau Waibalun. Alhasil yang di dapat adalah hampir mati lemes karena banyak minum air laut (berenangnya gaya batu nek..). Setiap penerimaan raport kenaikan kelas di Sekolah Dasar jika saya mendapat ranking 1 atau 2 maka hadiahnya adalah liburan ke Waibalun. Fantastis memang, dan setiap liburan pasti satu yang tidak penah ketinggalan " tour di Pulau Waibalun ". Kenangan indah, seindah pemandangan Pulau Waibalun dari bibir pantai Desa Waibalun pada pagi hari, entah kapan saya bisa kembali lagi ke pulau kecil penuh kenangan. Semoga some day saya bisa kembali ke pulau mungil , yang sekarang katanya semakin cantik.

Minggu, 22 Februari 2009

Untukmu, Moon

Kamu hadir sebagai jawaban dari doa-doa saya. Berkutat dalam sebuah perjalanan iman, yang tidak menghadirkan banyak pilihan.
Terima kasih untuk perjalanan yang kita awali sejak kamu menyusul saya ketika bertugas di Surabaya 16 April 2005, karena biasa cinta pun tumbuh dalam proses yang indah, yang tidak banyak orang bisa bilang itu indah dan romantis. Saya dengan banyak keraguan dan pergolakan batin, kamu dengan ketenangan dan kemantapan hati, yang sering tidak saya pahami. Kamu sepi , saya keramaian, kamu danau dan saya lautan, saya tersusun penuh konsep sedangkan kamu berantakan ala koboi. Romantis mungkin bagi sebagian orang, tapi tidak bagi saya, yang kepalanya penuh dengan pertanyaan-pertanyaan yang masih dan masih akan saya cari jawabannya. Cintamu masih tidak kumengerti, tetapi yang kumengerti bahwa perjalanan sejauh ini dapat kita lalui karena sebuah komitmen yang kita imani, cintamu, cintaku, dalam tatanan yang coba kita bangun dalam konsep ketulusan.
Kesabaran dan kesadaran kamu yang mampu membuat aku nyaman dalam perjalanan kita. Perjalanan memang masih panjang, dan semoga kesabaran kamu membuat kesadaran saya lebih nyata. Cinta bukan pilihan tetapi saya mencoba untuk meletakkan diri saya pada keseimbangan dengan berdamai dengan diri saya sendiri. Dengan tidak merasa diri paling benar ataupun merasa diri paling salah.
Semoga kita mampu untuk melewati hal-hal berat dengan konsep ketulusan cinta, bahwa tidak hal yang lebih indah kala cinta terukir dalam sakramen kudus.
Terima kasih untuk selalu menerima kegilaan saya, I love you with my simple.

Rabu, 18 Februari 2009

Doa Untuk Tak Tergantikan

Hari ini, kutitipkan sebaris doa
PadaNya yang tak bernama
Tuk senantiasa menabur bunga di sepanjang jalanmu
Entah ia lurus, berlubang, penuh tanjakan, atau bak labirin.

Hari ini, kusematkan selarik asa
PadaNya yang tak bernama
Agar bahagia mengiringi tiap langkahmu
Dan dijaganya kau dalam susah dan sedih.
Hari ini, kusulamkan seuntai pesan
UntukNya yang tak bernama:
Ingat-ingatlah ia selalu
Dan jangan Kau luputkan tanganMu barang sedetik.
Malam ini, di bawah langit yang berpendar
Kulekatkan namamu di antara ribuan jentik cahaya
Dan bertelut padaNya yang tak bernama
Kubisikkan tiga baris sederhana: Simpankan cinta ini untuknya.
Kiranya bahagia ini akan abadi
Meski hidup cuma ilusi.
Copy lyrick from
jennyjusuf.blogspot.com
..................................tak tergantikan _March 23th

Sabtu, 14 Februari 2009

Cinta Tak Pernah Salah

Membahas ini bagai membuka sebagian hati saya. Hati yang terkoyak oleh kenangan 17 tahun yang silam. "Waktu itu" akhirnya datang, walau jauh dari harapan saya , tentu saja saya mengira bahwa dari sayalah harusnya THE END itu. Tapi ini nyata yang harus saya terima, terasa hanya sakit, dada bergetar menahan perih, dingin sekujur tubuh membaca posting terbarunya, oh Tuhan betapa berdosanya saya. Betapa "jahat" nya saya, merenggut "damainya".
Yeyet, bilang bahwa saya tidak jahat, tapi memang harus begini caranya, oh untung saja saya masih bisa berbagi cerita. Itulah sebuah persahabatan. Saya tidak disalahkan untuk sesuatu yang tak bisa saya kendalikan, tapi wajib saya akhiri.

akhirnya kita ada di akhir yang menyakitkan
ku sadar kita telah melangkah terlalu dalam
ku sadari bahwa kita sudah taklukkan terlarang
tak mungkin ku perjuangkan cinta
yang kita mulai dengan salah
reff:aku tak mampu untuk menyimpan

rahasia kisah kita
tahukah kamu batinku tersiksa
saat harus selalu berdusta
di dalam sebuah kisah yang salah

simpanlah kisah tersembunyi ini
maafkan kisah kita harus berakhir di sini

Copy from lyrick " kisah yang salah" by G
Saya pun bertanya-tanya bagian manakah yang salah, bagian dimana cinta itu ada dan berpijar ketika saya belum paham apa itu cinta dan hanya bahagia yang terasa, ada ketika surat-surat yang saya terima begitu puitis dan menjadi lusuh karena terlalu sering dibaca, berulang-ulang. Dan kemudian tersimpan dengan rapi selama 11 tahun dalam diary, tersimpan dalam hati selama 17 tahun. Apa ini yang salah ?
Hilang selama 17 tahun kemudian kembali saya temukan, apa yang salah ?. Yang salah adalah kenapa masih saya pupuk cinta itu, yang salah adalah kenapa saya biarkan terus ada di bagian yang mudah saya temukan kembali selama 17 tahun. Yang salah adalah kenapa tidak saya kubur cinta itu, toh tidak ada yang bisa diperjuangkan lagi.
Ketika saya temukan dalam situasi yang salah, kemudian cinta itu menjadi salah?????? Tentu saja tidak ada yang patut saya sesali, karena saya sadar bahwa semua putaran ini akan sampai pada akhir. Kata G dalam lagu ini benar, tak mungkin ada perjuangan untuk cinta yang dimulai dengan salah....Seperti ada yang bilang sakit mungkin tapi semoga hanya sementara, kamu akan melewati semua dengan baik-baik saja. Seperti tersadar saya pada kenyataan dan "kembali pada kehidupan nyata", bijaksananya adalah bahwa bukan dia yang Tuhan berikan buat saya . Mungkin memang dia ada dalam bagian hidupmu, mengisi sebagian hatimu, tetapi bukan dia yang Tuhan siapkan untukmu, menemani mu di sisa hidupmu. Lagi-lagi cinta tidak pernah salah ?????
Setiap episode hidup membuat kita semakin dewasa menyikapi setiap kisah-kisah yang terjalin. Tergantung bagaimana kita memaknai setiap kisah, indah, sedih, mysteri, tentu saja tidak akan membuat saya rapuh. Itu yang akan saya coba jalani. Seperti dia pun juga pernah bilang, cinta dirimu, sayangi dirimu, dan coba berikan hidup yang berarti bagi dirimu sendiri. I'll try nong..try very hard.
Seperti kupu-kupu yang berubah bentuk karena waktu, begitulah semesta, dan juga saya...akan berubah oleh waktu. Semua proses ini adalah harta karun hidup yang sebenarnya. Saya menjadi tahu betul apa yang saya lakukan dengan segala akibat dan resikonya. Saya tidak takut dan tidak lari karena saya sadar.
Semoga semesta berbahagia. Terima kasih untuk perjalanan ini.
Semesta jadi saksi bahwa cinta tidak pernah salah.