Minggu, 22 Februari 2009

Untukmu, Moon

Kamu hadir sebagai jawaban dari doa-doa saya. Berkutat dalam sebuah perjalanan iman, yang tidak menghadirkan banyak pilihan.
Terima kasih untuk perjalanan yang kita awali sejak kamu menyusul saya ketika bertugas di Surabaya 16 April 2005, karena biasa cinta pun tumbuh dalam proses yang indah, yang tidak banyak orang bisa bilang itu indah dan romantis. Saya dengan banyak keraguan dan pergolakan batin, kamu dengan ketenangan dan kemantapan hati, yang sering tidak saya pahami. Kamu sepi , saya keramaian, kamu danau dan saya lautan, saya tersusun penuh konsep sedangkan kamu berantakan ala koboi. Romantis mungkin bagi sebagian orang, tapi tidak bagi saya, yang kepalanya penuh dengan pertanyaan-pertanyaan yang masih dan masih akan saya cari jawabannya. Cintamu masih tidak kumengerti, tetapi yang kumengerti bahwa perjalanan sejauh ini dapat kita lalui karena sebuah komitmen yang kita imani, cintamu, cintaku, dalam tatanan yang coba kita bangun dalam konsep ketulusan.
Kesabaran dan kesadaran kamu yang mampu membuat aku nyaman dalam perjalanan kita. Perjalanan memang masih panjang, dan semoga kesabaran kamu membuat kesadaran saya lebih nyata. Cinta bukan pilihan tetapi saya mencoba untuk meletakkan diri saya pada keseimbangan dengan berdamai dengan diri saya sendiri. Dengan tidak merasa diri paling benar ataupun merasa diri paling salah.
Semoga kita mampu untuk melewati hal-hal berat dengan konsep ketulusan cinta, bahwa tidak hal yang lebih indah kala cinta terukir dalam sakramen kudus.
Terima kasih untuk selalu menerima kegilaan saya, I love you with my simple.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar