
...sometimes You make me smile,You make me sad once in a while, but You make feel in love most of the time ...
Selasa, 29 September 2009
Tentang Sebuah Komitmen

Senin, 07 September 2009
Copa Florette in My Review

- Apa harus berakhir dengan seperti ini?
- Konsep seperti apa yang pantas dan layak, sehingga semua pemain legowo-menahan emosi, bahwa ini hanyalah sebuah pertandingan. Ujian akan sportifitas?
- Kekerabatan-kekeluargaan-bisa kacau balau hanya karena sebuah pertandingan yang alih-alih visi-misinya untuk memupuk kekerabatan-kekeluargaan itu sendiri?
Oh, Copa Florette, entah kapan, saya dan ribuan saudara perantau lain, akan disuguhi laga cantik, dengan nilai sportifitas tinggi, dan juga bukan oleh sebuah jargon yang asal nempel.
Semoga semesta berbahagia.
(Review ini bukan untuk menghakimi semua yang sudah terlibat baik secara langsung ataupun tidak langsung, tetapi hanyalah sebuah bahan pemikiran bersama, anyway, two thumbs buat panitia yang mampu menggelar hajatan besar ini)
Selasa, 01 September 2009
Small is Beautifull
- Saya pernah diajukan untuk mendapat beasiswa Supersemar, tetapi akhirnya tidak jadi karena katanya survey Dinas P&K, orang tua masih mampu hushysyh bilang saja mau dikasih ke sanak familinya ^_^
- Punya geng waktu kelas 1, yang doyan bolos. ( Waktu pertama melakukan ini, sampai kebawa mimpi, secara anak baik-baik, eh bisa juga bolos )
- Team volly ball putra paling oke.
- Penghuni kelas super mini, kelas 2 hanya 8 orang, kemudian dapat murid pindahan 3 orang, bisa sampai 10 orang, berlanjut sampai kelas 3 sisa 9 orang, karena 1 orang harus tinggal kelas. Apa karena kelas Fisika selalu kurang peminat?
- Mulai "jatuh cinta" husssh gak perlu pakai pengumuman kayaknya
- Angkatan paling aktif, karena bisa mengaktifkan kembali mading sekolah yang sempat vakum.
- Selalu kompak untuk bolos, sampai-sampai seisi kelas dimusuhin sama guru kimia, ngambek ceritanya, sehingga kitapun harus membuat surat pernyataan permintaan maaf yang dibuat oleh ketua kelas.
- Pernah jadi penggerek bendera, eh bukan merah-putih tapi putih-merah...( kisah paling memalukan secara cowok yang ditaksir juga ikutan upacara )
Dan masih banyak kisah-kisah lain yang sayang untuk dibuang, walau mungkin sudah usang. Media ini yang membuat saya mengenal perbedaan, seperti ketika pelajaran agama, semua terpisah, Katolik selalu ngumpul di kelas Biologi, Islam juga kumpul jadi satu, serta Kristen Protestan yang sering tidak ada gurunya. Lebih banyak menggambarkan Ende yang sesungguhnya, karena tidak hanya penganut Katolik yang tekenal sebagai mayoritas, tetapi Ende juga punya banyak saudara yang Muslim yang lumayan ataupun Kristen yang relatif tidak banyak. Tidak hanya ada acara Natal bersama, tetapi saya pun akhirnya mengenal acara Idul Fitri bersama, saya sedikit tahu tentang Islam, tentang wanita yang memakai jilbab (secara punya teman kelas, perempuan hanya 2, dan keduanya memakai jilbab). Mulai mengenal kata Sidi ( bagi umat Kristen Protestan), ketika ada teman yang Sidi, dan kemudian saya ikut diundang untuk hadir. Ranah yang aku sebut sebagai small is beautifull. Perbedaan yang mampu menyatukan kami dalam pertumbuhan yang indah. Saya akhirnya bisa belajar menghargai perbedaan, karena itu indah.
Saya lebih banyak berkutat dengan buku-buku, pratikum-pratikum yang harus dilalui, tetapi saya pun juga bisa asyik dengan bolos, keliling kota naik bemo (gratis), rujakan bareng, nongkrong dan ngebakso bareng. Tempat- tempat favorit , seperti Kios Ka'e (manisan asamnya yummy), rumahnya Fani Resi (jajan gratis, secara punya kios), perpustakaan sekolah ( kalau pelajaran kosong), ngebakso di Jl Banteng, rumahnya Yantry Nasefa/Saiyo (makan gratis).
Pupuk ini mampu memberikan pencerahan, saya bisa melihat dunia lain, saya diberikan bekal yang mampuni, dan ketika saya sampai di titik lain, saya pun tidak kaget lagi. Berevolusi, itu pasti dan saya menyukainya, keadaanlah yang mampu membuat saya siap dengan style ini, dan menerimanya sebagai konsekuensi dari perjalanan tumbuh itu sendiri. Pupuk ini memberikan nilai tambah, saya mampu bergerak dalam ruang yang lebih bebas, saya tidak merasa kerdil , karena saya tidak sendiri. Setiap perjalanan memberikan efek yang berbeda, saya pun mengamininya. Kadang tidak harus lurus agar cepat sampai tujuan, butuh kelokan,butuh tanjakan, dan yang pasti mampu memberikan kekuatan agar tepat sasaran.
Kemudian menjadi pertanyaan pupuk mana yang paling manjur, atau media mana yang paling tepat? Mungkin saya akan menjawabnya bahwa semua sama takarannya, tidak ada yang lebih dan tidak ada yang kurang, waktunya sama, energinya sama, manjurnya juga sama, efeknya juga sama . Tidak ada yang lebih dan tidak ada yang kurang. Karena itu saya menikmatinya. Dan tentu saja pupuk itu mampu memberikan nilai tumbuh bagi saya, sehingga saya berevolusi dengan baik, memang tidak selalu mulus seperti tol, tetapi saya akan selalu mampu melewatinya.
Semoga pertumbuhan ini, mampu menjadikan saya sebagai sebuah pohon yang rindang, hijau, berakar kuat,berbuah banyak.
Semoga semesta berbahagia.
( for my class mate, Yermin, Benny, Saibah, Wati, Senny, Piter,Yulius we're small but it's enough for us, i love you guys )