Sabtu, 07 Maret 2009

Rina, Single and High Heels

Beberapa hari ini kantor saya kedatangan kepala cabang kami yang di Medan, Rina , asli Batak, dan off course seisi kantor dibikin heboh dengan kedatangannya. Ceritanya selalu bisa membuat semua bisa tertawa , dengan dialek Batak yang asyiik, saya pun kalau sudah dekat-dekat dengan dia selalu terbawa dengan dialek Bataknya, yang menurut saya sangat energik. Saya selalu memanggil dia dengan "anak gila".Cukup menghibur karena beberapa hari ini departemen yang saya pimpin lagi menjadi pusat perhatian "Big B" dan membuat saya sedikit stress.
Tidak banyak yang berubah dari seorang Rina, masih single dan penggila high heels. Kehidupan "single" selalu punya cerita, Rina punya kekasih dan hubungan mereka sudah berjalan 4 tahun lebih, dan karena beberapa pertimbangan "Batak" sehingga oleh Mamanya belum diberikan restu. Saking tidak diberikan restu oleh ibunya, jika Rina nekat menikahi pria tersebut Mamanya bilang, berarti "kau buat aku mati", apalagi Mamanya punya sakit jantung. Rina harus hunting lagi pria-pria Batak yang pastinya akan dapat restu dari Mamanya. ~D:
Rina juga sangat menyukai high heels, walaupun jalannya menurut pengamatan saya sudah semakin susah karena 12 cm atau 17 cm high heels yang dipakainya. Rina bilang bisa karena terbiasa. Saya off course tidak bisa karena tidak terbiasa.
Being single adalah pilihan, seperti memakai high heels, efek samping yang buruk juga kesenangan/keindahan sama-sama dinikmati.
Semoga semua semesta berbahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar